Minggu, 25 Maret 2012

Dari kazuo murakami, “the miracle of DNA”

“...dimasa lalu, saya kesulitan untuk dapat menangkap apa yang dimaksud orang lain ketika mereka berbicara mengenai sesuatu atau sebuah kekuatan yang melebihi umat manusia. Sebagian menyebutnya sebagai Tuhan dan yang lain menyebutnya sebagai Buddha. Tetapi selama mempelajari gen, yang hanya merupakan suatu bagian dari hasil karyannya, saya dapat merasakan keberadaannya dan saya pun sangat tergerak. Pengekangan diri yang sesungguhnya dilahirkan dari adanya pengetahuan mengenai keberadaan Sesuatu yang Agung, dan kesadaran ini akan membantu kita tumbuh dengan hebat sebagai manusia.”

Setiap makhluk hidup terdiri dari sel. Setiap sel memiliki sebuah inti sel yang mengandung asam dioksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA) yang kita sebut dengan gen. Kazuo murakami menyebut gen sebagai cetak biru kehidupan, karena kehidupan sangat ditentukan oleh gen. Gen berisi data yang jika diakumulasikan mencapai beribu-ribu buku. Gen terdiri dari empat pasang basa membentuk anak tangga berpilin, yang saling berpasangan, adenin (A) dan  timin (T),  sitosin (C) dan guanin (G). Empat huruf kimia ini berisi informasi seperti kode yang menentukan kompleksitas kehidupan manusia. Gen adalah unsur mikroskopik seberat satu per 200 milliar gram dan lebarnya hanya 1/500.000 milimeter (seperseratus irisan kawat berdiameter 1 mm). Namun jika diregangkan gen memiliki panjang sekitar tiga meter. Jika dibayangkan, seandainya semua gen manusia yang ada dibumi saat ini dikumpulkan, maka gen hanya akan derukuran sebutir beras.  Secara sederhana dan prinsipal cara kerja Gen bisa dianalogikan seperti microchip pada komputer, robot, atau mobil mainan dengan remote kontrol. Chip ini berisikan data dan informasi yang disebut denngan program yang akan menentukan secara dasar dan menyeluruh bagaimana sebuah mesin tersebut bekerja. Tapi gen adalah versi lain dari program mikrochip. Gen adalah microchipnya makhluk hidup. Karena itu gen tidaklah sesederhana itu, karena  Gen itu sendiri adalah sesuatu yang hidup. Hidupnya gen menentukan kehidupan kita. Tapi siapakah yang menetukan dan mengontrol kehidupannya gen?. Disinilah posisi Tuhan yang disebut murakami dengan “Sesuatu yang Agung”.  Gen seolah bekerja menurut suatu kehendak dibawah pengaruh kekuatan yang alam yang luar biasa. Saat awal mula kehidupan, manusia dalam rahim terdiri dari satu sel yang merupakan hasil pembuahan (bertemunya sperma dan ovum). Sel ini terus membelah, satu menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan dan kelipatannya. Seiring dengan membelahnya sel maka lama kelamaan sel-sel tersebut atas instruksi gen akan membentuk suatu wujud manusia, tapi setiap gen ini seolah diatur oleh “kehendak” yang mengatur pembelahan sel sehingga pembelahan sel secara otomatis membagi tugasnya sendiri yang dengan sendirinya akan membentuk tangan, kaki, otak, dll.
 Gen akan terus berubah dan berkembang. Menurut murakami perkembangan gen ditentukan oleh tiga faktor, yaitu gen itu sendiri (hereditas/keturunan), lingkungan dan pikiran. Banyak orang beanggapan bahwa seorang yang pitar bermain musik akan menghasilkan keturunan yang pintar bermain musik. Seorang yang diabetes kemungkinan besar akan menghasilkan keturunan yang diabetes. Seorang yang cantik menikah dengan seorang ynag pintar dengan harapan supaya menghasilkan keturunan yang cantik dan pintar. Ini mugkin saja terjadi, tapi mungkin saja tidak.  Faktanya adalah untuk tiap satu orang anak, terdapat tujuh puluh trilyun kombinasi gen yang mungkin terjadi. Bakat dapat terus berkembang pada usia berapa saja. Karena pada dasarnya setiap orang memiliki gen yang sama. Hanya saja gen mana yang aktif dan gen mana yang tidak aktif tidaklah sama. Gen yang sering digunakan akan senantiasa aktif, namun gen yang jarang digunakan akan menjadi tidak aktif, yang suatu saat gen yang tidak aktif ini bisa saja aktif. Sebagai contoh pada penelitian yang dilakukakan pada bakteri E. Coli sangat mencerahkan. Pada saat glukosa dan laktosa tersedia, bakteri E.coli hanya mengkonsumsi glukosa. Awalnya peneliti beranggapan bahwa bakteri e.coli memang hanya mengkonsumsi glukosa. Setelah penelitian lebih jauh dilakukakn,  bakteri e.coli ditempatkan pada sebuah wadah yang hanya berisi laktosa. Fakta yeng mengejutkan adalah ternyata pada situasi yang seperti ini  bakteri e.coli dapat mengkonsumsi laktosa. Ini terjadi karena awalnya  gen penghasil laktase pada bakteri e.coli dihalangi oleh resptor yang menepel pada operator untuk menghasilkan enzim laktase sebagai pengurai laktosa, pada kondisi terdesak  (glukosa tidak tersedia, laktosa tersedia) reseptor yang menghalangi produksi laktase dinonaktifkan sehingga gen penghasil laktase menjadi aktif. Gen berisi sangat banyak informasi, namun tidak semua informasi itu digunakan. Hanya informasi yang sering digunakan yang akan terus aktif. Ini menjelaskan bahwa lingkungan berpengaruh besar terhadap gen. Pada situasi yang sulit, gen yang tidak sering digunakan mendadak menjadi aktif karena dipaksakan. Orang bisa melompat setinggi 2 meter jika dikejar anjing.
Lingkungan atau situasi yang sulit seperti katalisator yang memicu keaktifan gen positif. Pada situasi yang sulit seperti dikejar deadline seseorang bisa menyelesaikan tugas yang seharusnya seminggu menjadi satu malam. Karena urusan keuangan seorang ilmuan dipaksa menghasilkan suatu ide yang baru. Ini terjadi karena hambatan-hambatan yang mempersulit diabaikan. Gen negatif yang diaggap penghabat menjadi tidak aktif. Tomat hyponica, dapt menghasilkan 12.000 buah tomat setiap batangnya, toman jenis ini  dihasilkan dari varietas biji tomat biasa yang hanya menghasilkan 20-30 buah tomat setip batang. Tomat hyponica adalah hasil penemuan shigeo nozawa (seorang ahli agronomi). Nozawa beranggapan bahwa tanah adalah faktor penghambat pertumbuhan tomat. Walaupun tomat tumbuh ditanah, namun akar-akar tomat akan terus mencari air, tanah adalah penghambat dan mengkontaminasi nutrisi air yang dibutuhkan tomat. akhirnya Nozawa memutuskan membiakkan tomat diatas air dengan pencahayaan alami, membiarkan tomat tumbuh sendiri sesuai kehendak alam. Hasilnya adalah tomat yang dihasilkan beribu kali lipat dari biasanya. Teknik ini dikenal dengan pembiakan hidoponik. Manusiapun sama halnya. Jika menghilangkan semua hambatan dan menyediakan lingkungan yang sesuai, potensi kita untuk berkembang akan tidak terbatas.
Satu faktor lain yang mempengaruhi kinerja gen adalah pikiran. Kazuo murakami percaya bahwa berpikir positif dapat mengaktifakn gen-gen positif, sebaliknya berpikir negatif akan mengatifkan gen-gen negatif. Kazuo murakami menyebut fenomena ini dengan mekanisme nyala/padam, sebagian gen lebih baik diaktifkan, sedangkan sebagian yang lain lebih baik dipadamkan. Gen-gen yang berbahaya seharusnya dipadamkan, sedangkan gen yang bermanfaat dinyalakan. Berpikir positif ditandai dengan selalu ceria, terinspirasi, sukacita dan do’a, yang hanya akan terjadi ketika kita mensyukuri kehidupan, berterimakasih kepada Yang Agung atas anugerah kehidupan dengan usaha dan kerja keras.. Pikiran negatif timbul dari rasa penyesalan, stres dan selalu menyalahkan lingkungan atas sebuah kegagalan atau sesuatu yang tidak sesuai kehendak, atau dengan kata lain menyalahkan “kehendak” Sesuatu yang Agung. Faktanya adalah gen bergerak lebih dulu dari pikiran. Pikiran yang merupakan hasil mekanisme otak yang tergerak melalui sel-sel yang terhubung dengan jaringan-jaringan. Sel-sel bergerak berdasarkan instruksi gen. Dengan kata lain, jika kita selalu berpikir positif, ini menandakan bahwa gen-gen positif kita telah aktif. Fakta ini mungkin akan menimbulkan sebuah pertanyaan, siapa yang berada dibalik mekanisme nyala/padam nya gen?, tentunya ada suatu kekuatan yang mengatur, yang kebanyakan orang biasanya menyebut kekuatan ini sebagai “Tuhan”.  Pada dasarnya gen digerakkan oleh kekuatan ini, dengan memahami prinsip kerjanya, maka kita mengetahui bahwa pikiran positif adalah hasil dari aktifnya gen-gen yang positif, sehingga kita dapat mengunakan fakta ini dengan cara meyakinkan diri bahwa kita harus selalu berpikir positif, agar gen-gen yang positif dapat selalu aktif. Fenomena ini membawa pada suatu keyakinan bahwa setiap diri kita terhubung dengan suatu kekuatan yang menguasai (Tuhan). Ini memnag tidak ilmiah.  Namun saat ini keyakinan ini bisa dianggap sesuatu yang bermanfaat yang dapat menjelaskan kompleksitas kehidupan yang tidak mungkin hanya terjadi secara kebetulan saja. Kehidupan memang terjadi secara alami. Gen bekerja sesuai kehendak alam yang suatu saat akan mengalami proses penguraian menuju suatu kematian. Karena pada dasarnya gen adalah materi dan berada dialam materi. Sesuatu yang disebut materi tidak ada yang abadi. Sebagian berkeyakinan bahwa setiap diri kita memiliki jiwa. Tidak mungkin kita mengartikan jiwa sebagai materi, karena jiwa bersifat abstrak dan tak kasat mata. Jiwa berada pada dimensi lain dari kehidupan. Karena jiwa bukan materi, maka sebagian berpendapat bahwa jiwa bersifat abadi. Sebagian percaya bahwa ketika sutu jasad mati, maka jiwa akan menduduki jasad lain dalam proses kelahiran kembali yang disebut dengan reinkarnasi. Sama halnya dengan jiwa, kekuatan yang disebut “Tuhan” juga bukanlah materi, sehingga besar kemungkinan bahwa jiwa berada pada dimensi yang sama dengan Tuhan.
Perkembangan ilmu tentang gen yang disebut dengan genetika (hukum-hukum pewarisan sifat) telah mengalami kemajuan pesat. Perkawinan silang yeng menghasilkan varietas unggul telah memberi manfaat besar bagi manusia. Sebagian berpendapat bahwa perkawinan silang telah mengotori hukum alam, merusak keseimbangan yang akan membawa kemurkaan Tuhan, sehingga sebagian merasa takut untuk mengkonsumsi makanan hasil perkawinan silang maupun bioteknologi. Mengkonsumsi makanan hasil perkawinan silang dianggap akan memberikan nutrisi yang melawan hukum alam, sehingga dianggap tidak layak, atau memberi kemungkinan konsumen akan tumbuh tidak sebagiamana mustinya. Tapi faktanya adalah perkawinan silang bukanlah sesuatu yang tidak alami. Hukum alam diatur dengan aturan yang sangat ketat. Tidak semudah itu manusia dapat mengubah hukum alam. Perkawainan silang membutuhkan waktu yang tidak singkat. Namun melalui proses panjang yang selektif. Dalam tahap menyilangkan gen positif, kemungkinan gen negatif juga akan ikut terbawa secara bersama. Proses ini juga terjadi dialam murni. Darwin pernah menyebutnya dengan teori evolusi. Secara teori hukum evolusi darwin tidak absolut benar, namun secar prinsipal hukum evolusi mungkin terjadi, karena tidak semua makhluk hidup/tumbuhan saat ini memiliki sifat yang persis  sama seperti sifat makhlukhidup/tumbuhan yang ada dari dulu ke dulu. Semuanya mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Lagi pula hukum alam yang ketat mengikat kemungkinan gen dari spesies yang berbeda bekumpul dan menyatu. Tidak mungkin persilangan antara tikus, gajah dan ular menghasilkan makhlukhidup baru yang berkepala jajah, berbadan tikus dan berekor ular. Hukum alam mengikat kemungkinan ini sehingga hanya gen dari satu spesies saja yang akan menang. Dengan kata lain tidak mungkin manusia menciptakn kehidupan spesies makhluk hidup yang sama sekali baru dan berbeda dari spesies yang diciptakan tuhan.  Perkawinan silang memungkinkan manusia menghasilakn varietas baru yang lebih unggul. Sama halnya dengan tomat hyponica yang telah dijelaskan sebelumnya (tomat hyponica bukanlah hasil perkawinan sialng). Lalu apakah ini bererti bahwa Tuhan tidak mampu menciptakan sesuatu yang lebih baik?. Tentu saja bukan. Tapi Tuhan menciptakan segalanya dengan keseimbangan. Segala sesuatu diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan. Hambatan-hambatan (yang pada tomat adalah tanah) dicipatakan sebagai filter yang akan menjaga alam tetap stabil dan tetap pada sistemnya. Tapi untuk kepentingan tertentu yang memberi manfaat bagi kehidupan manusia, tentu saja teknologi ini dibenarkan selama tidak mengganggu keseimbangan alam secara menyeluruh, persis seperti membuat ligkungan binaan yang terisolasi dari hukum alam yang universal. Kemampuan manusia memecahkan kode-kode genetik makhluk hidup telah membawa pada sebuah tenologi yang disebut ‘kloning”. Teknologi ini memungkinkan manusia mencipakan dirinya sendiri yang secara fisik persis sama dengan ciptaaan Tuhan. Tapi disinilah keunikan gen. Gen adalah sesuatu yang hidup yang kehidupannya diatur oleh kekuatan Tuhan yang luar biasa. Gen tidak bersifat statis. Namun akan berubah sesuai denagn keadaan lingkunagn dan faktor pikiran. Sehingga walaupun manusia dengan teknologi kloning mampu menghasilkan manusia lain yang secara fisik persis sama, namun sifat dari hasil ciptaan itu tidak akan pernah sama. Bagi kalangan ilmuwan, ada perbedaan mendasar dari yang dinamakan “teknologi” dengan “keserakahan”. Kloning pada manusia dianggap sebagai keserakahan yang tidak layak diterapkan. Tidak layak seseorang mencipkan duplikat dirinya hanya karena dia menginginkannya. Buakna karena ingin memberi manfaat pada kehidupan alam. Ada begitu bayak hal yang belum bahkan mungkin tidak akan kita pahami tentang hidup. Logika dan ilmu pengetahuan terbatas. Ilmu pengetahuan menuntut untuk selalu ada suatu yang baru. ‘Sesuatu yang baru” adalah perkembangan dari ilmu pengetahuan. Karenanya ilmu pengaetahuan selau dinamis (kadang-kagang benar kadang-kadang salah). Karena itu untuk menjag asebuah keseimbangan alam, manusia mengkaitkannya dengan hukum yang mengikat yang disebut etika dan agama. Semaju apapun perkembangan ilmu pengetahuan, pasti akan ada sesuatu yang baru yang ingin dijelaskan dan selau berujung pada puncak yang belum terjelaskan, puncak ini disebut limit ilmu pengetahuan. Pada limit ini kebanyakan manusia sering mengkaitkannya dengan sebuah kekuatan yang disebut “Tuhan”. Sehingga pada prinsipnya pandangan ilmiah dan spiritualitas tidak terpisahkan walaupun selalu dicoba dipisahkan, pada tingkat yang tak terjelaskan, logika yang tak sampai, ujung-ujungnya hanya satu pencerahan “Tuhan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar