Minggu, 25 Maret 2012

RENUNGAN TENTANG TUHAN “?” (sebuah pemikiran sempit)

Dalam pencarian sebuah jati diri, “manusia” adalah entitas yang terdampar ke permukaan bumi, terdampar dalam sebuah dunia yang tak seorang pun tahu secara pasti darimana ia berasal. Pencarian akhir dari pencarian membuat manusia mau tidak mau percaya pada sebuah pencerahan  dalam kitab-kitap dan kepercayaan yang disebut agama. Manusia terombang ambing dalam nihilisme kehidupan yang tanpa kepastian, bingung pada penentuan benar dan salah, semua seakan relatif, tidak ada yang absolute benar. Pencarian karena kerinduan tentang sesuatu yang absolute, sebuah pegangan yang pasti, membuat manusia berpegang pada agama yang mana membuat manusia percaya pada Tuhan. Mempercayai Tuhan memberi manusia harapan untuk sebuah pencapaian, pada sesuatu yang abadi yang tentunya jauh dari nihilisme kehidupan dunia. “Tuhan” memberi manusia akan harapan, sebuah makna kehidupan, sebuah semnagat pencarian yang tampanya  manusia hanya hidup tanpa angan-angan, hidup dalam sebuah kekosongan, terjebak dalam rutinitas tanpa makna. Manusia hanya seperti sebuah benda atau mesin yang bergerak sehingga Tuhan tidak dipersoalkan lagi. Pada titik ini Freidrich Nietzche menyebutnya “God is Dead”. Tuhan sudah mati karena tidak pernah jadi persoalan, tidak pernah diperdebatkan, dan hilang begitu saja.

menulis unek-unek tentang fisika

Saya mulai tulisan ini dalam pendekatan fisika, karena saya belumlah menjadi seorang integralist seperti armahedi nmahzar yang melihat realitas dalam segala sudut pandang secara integral. Saya mulai tulisan sekaligus unek-enek pemikiran saya melalui fisika klasik yang cukup sukses dengan hadirnya teori mekanika newton yang sebenarnya newton sendiri berdiri diatas pundak galileo dengan hukum geraknya. Melalui hukum mekanika, ilmu alam benar-benar berkembang menjadi sebuah mesin yang terus begaerak, yang mana gerak benda-benda ini menjadi dasar fisika modern (fisika baru).

Sebuah pengantar tentang ekologi (pandangan pribadi)

Secara harfiah, ekologi adalah interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Disini penting digaris bawahi kata “interaksi” yang diartikan sebagai hubungan timbal balik. Konteksnya adalah sama-sama menguntungkan. Jika salah satunya, baik makhluk hidup ataupun lingkungan ada yang rugi, maka dikatakan tidak ekologis. Dihubungkan dalam konteks arsitektur, jika karya arsitektur merugikan salah satu pihak, maka arsitektur dikatakan gagal.

Kuliah dua kali 30 menit mata kuliah PKN

Dalam mata kuliah umun kewarganegaraan yang saya ikuti, diisi oleh pak zainal abidin dari fakultas hukum unsyiah. Kuliahnya baru dua kali dengan durasi waktu 30 menit.
Kewarganegaraan (PKN) merupakan sebuah rezim civility adalah reinkarnasi dari kewiraan yang merupakan rezim ketentaraan. Dulunya pada masa orde baru, PKN disebut dengan mata kuliah kewiraan, berbasis militer dan pendidikan dilakukan dengan prinsip-prinsip ketentaraan. Hal ini sesuai prinsip pemerintahan yang diktator. Seiring waktu karena probem-problem yang dihadapi maka lahirlah prinsip demokrasi di indonesia. Lahirnya demokrasi menghapus pola pendidikan berbasis militer yang  tercermin dalam pendidikan kewiraan dan digantikan dengan pendidikan kewarganegaraan sebagai formalitas dan simbolis mendidik masyarakat dan generasi muda yang cinta tanah air.

Dari kazuo murakami, “the miracle of DNA”

“...dimasa lalu, saya kesulitan untuk dapat menangkap apa yang dimaksud orang lain ketika mereka berbicara mengenai sesuatu atau sebuah kekuatan yang melebihi umat manusia. Sebagian menyebutnya sebagai Tuhan dan yang lain menyebutnya sebagai Buddha. Tetapi selama mempelajari gen, yang hanya merupakan suatu bagian dari hasil karyannya, saya dapat merasakan keberadaannya dan saya pun sangat tergerak. Pengekangan diri yang sesungguhnya dilahirkan dari adanya pengetahuan mengenai keberadaan Sesuatu yang Agung, dan kesadaran ini akan membantu kita tumbuh dengan hebat sebagai manusia.”